Selasa, 26 Oktober 2010

Teori Sistem

Teori Sistem

Sejarah:
Scott (1961) mengatakan bahwa “satu-satu nya cara yang bermakna untuk mempelajari organisasi …. Adalah sebagai suatu system” (hal. 15). Ia mengatakan bahwa bagian-bagian penting organisasi sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam organisasi; struktur formal; polal interaksi yang informal; pola status dan peranan yang menimbulkan pengharapan-pengharapan; dan lingkungan fisik pekerjaan. Bagian-bagian inilah yang merupakan konfigurasi yang disebut sistem organisasi.semua bagian saling berhubungan dan berinteraksi antara satu dengan yang lain.
Konsep sistem berfokus pada pengaturan bagian-bagian, hubungan antara bagian-bagian, dan dinamika hubungan tersebut yang menumbuhkan kesatuan. Teoretisi sistem umum (Bertalanffy, 1998; Boulding, 1965; Rapoport, 1968) mengidentifikasikan beberapa prinsip yang berlaku bagi semua jenis sistem. Yakni mesin, organism, dan organisasi memiliki proses serupa dan dapat diuraikan dengan prinsip-prinsip yang sama. Sependapat dengan Fisher (1978) bahwa teori sistem adalah seperangkat prinsip yang terorganisasikan secara longgar dan sangat abstrak, yang berfungsi mengarahkan pikiran kita namun terikat pada berbagai penafsiran” (hal.196). Setiap pembahasan mengenai teori sistem menyangkut interdependensi yang menunjukkan bahwa terdapat suatu kesalingbergantungan di antara komponen-komponen suatu sistem.
1. Nonsumativitas. Menunjukkan bahwa suatu sistem tidak sekadar jumlah dari bagian-bagiannya. Misalnya, apa yang mungkin dikembangkan dua orang lewat interaksi berbeda dengan yang mungkin timbul dengan menjumlahkan perilaku kedua orang tersebut.
2. Unsur-unsur struktur, fungsi, dan evolusi. Struktur merujuk pada hubungan antarkomponen suatu sistem. Fungsi atau tindakan dan perilaku, merupakan sarana mendasar untuk mengidentifikasi orang-orang dalam suatu sistem social. Evolusi suatu sistem, atau perubahan dan bukan perubahan dalam suatu sistem sejalan dengan berlakunya waktu, mempengaruhi baik unsure fungsional maupun unsure structural, dan kerumitan suatu sistem berhubungan dengan sejauh mana unsure-unsur fungsional dan structural bervariasi.
3. Keterbukaan. Organisasi adalah sistem social. Sistem terbuka ditandai dengan equifinalitas, yang berarti bahwa “Keadaan akhir yang sama dapat dicapai dari kondisi-kondisi yang berbeda dan dengan cara-cara yang berbeda” (Bertalanffy, 1968, hal. 40).
4. Hirearki. Suatu sistem merupakan suatu suprasistem bagi sistem-sistem lain di dalamnya, juga merupakan suatu subsistem bagi suatu sistem yang lebih besar.

Teori Sistem Sosial Katz dan Kahn
Tokoh: Katz dan Kahn
Sejarah:
Teori-teori klasik dan perilaku sering merujuk pada komunikasi terutama dalam kaitannya denganm bentuk-bentuk kegiatan komunikasi alih-alih sebagai suatu proses penghubung . hal ini akan mempunyai arti apabila kita menerima pendapat Katz dan Kahn bahwa struktur social berbeda dengan struktur mekanis dan struktur biologis. Bila suatu sistem social berhenti berfungsi, ia tidak lagi mempunyai struktur yang dapat diidentifikasi. Sebabnya adalah karena sistem social merupakan sturktur peristiwa alih-alih merupakan bagian-bagian fisik, dan tidak mempunyai struktur yang terpisah dari kegiatannya.kita sering terhambat untuk memahami perbedaan yang hakiki antara sistem social dan sistem biologis.
Secara ringkas, Scitt (1961) mengatakan bahwa “organisasi terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya , menerima pesan-pesan dari luar, dan menyimpan informasi. Funsi komunikasi bagian-bagian ini sekaligus merupakan konfigurasi yang menggambarkan sistem secara keseluruhan” (hal. 18). Hawes,(1974) mengatakan bahwa “Suatu kolektivitas social adalah perilaku komunikatif yang terpolakan; perilaku komunikatif tidak terjadi dalam suatu jaringan hubungan, tetapi merupakan jaringan itu sendiri” (hal. 500)





Asumsi Dasar:
Suatu sistem social, secara keseluruhan, terdiri dari manusia-manusia . ia tidak empurna, namun kesinambungan hubungan manusianya begitu baik. Hubungan orang-orang, bukan orang-orang itu sendiri, memungkinkan suatu organisasi bertahan jauh lebih lama daripada orang-orang biologis yang menduduki jabatan-jabatan dalam organisasi.
Katz dan Kahn menjelaskan bahwa kebanyakan interaksi kita dengan orang merupakan tindakan komunikatif (verbal dan nonverbal, berbicara dan diam). “Komunikasi—pertukaran informasi dan transmisi makna—adalah inti suatu sistem social atau suatu organisasi” (hal. 223). Mereka menyatakan bahwa adalah mungkin untuk menggolongkan bentuk-bentuk interaksi social seperti “penggunaan pengaruh, kerjasama, penularan social atau peniruan, dan kepemimpinan” ke dalam konsep komunikasi (hal. 224).
Teori sistem menyadari bahwa suatu keadaan yang terorganisasikan perlu mengenal berbagai hambatan untuk mengurangi komunikasi acak ke saluran-saluran yang sesuai untuk pencapaian tujuan organisasi. Pengembangan organisasi, misalnya, mungkin perlu menciptakan saluran-saluran komunikasi baru. Katz dan Kahn berpendapat bahwa “watak suatu sistem social … mengisyaratkan selektivitas saluran dan tindakan komunikatif—suatu mandate untuk menghindari sebagian saluran dan tindakan komunikatif dan menggunakan yang lainnya” (hal. 226).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar